Senin, 17 Desember 2012

perjalanan itu memang penuh tanttangan.
dari dunia luar ataupun dari dunia dalam.
kekuasaan yang memegang puncaknya.
kroco seperti kita bukanlah apa apa dmatanya
seperti panasnya kicuan burung diantara riuhnya buih laut.
menggema tak didengar.
menepi tak ditarik.
jika kita punya tulang yang besar barulah ada mata memandang.
jika tulang kita kecil hanya bisa di injak injak.
peradaban takkan pernah berubah jika manusianya seperti peubah yang variabelnya acak dan tak terdefinisi.
lebih baik tak hingga dari pada tak terhinggakan.

Kamis, 31 Mei 2012

Skripsi Berpikir Kreatif

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA
DALAM BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING)
PADA SISWA KELAS VIID SMP N 2 DEPOK”
Oleh:
Agung Wahyudi

ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendeskripsikan
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah (problem solving) untuk meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa dalam belajar matematika pada siswa kelas VIID SMP N 2 Depok.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
secara kolaboratif antara guru mata pelajaran matematika kelas VIID SMP N 2
Depok dengan peneliti. Tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus dengan setiap
siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Instrumen penelitian terdiri dari lembar
observasi, angket, wawancara, catatan lapangan dan tes akhir siklus. Aspek
kemampuan berpikir kreatif yang diamati yaitu aspek kognitif dan afektif. Aspek
kognitif digunakan untuk pedoman tes akhir siklus sedangkan aspek afektif
digunakan untuk pedoman lembar observasi siswa. Untuk angket menggunakan
pedoman dari aspek kognitif dan afektif dari berpikir kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan
pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah melalui
beberapa tahap yaitu (1) Guru menyampaikan tujuan, motivasi dan apersepsi, (2)
guru membentuk siswa menjadi 8 kelompok, (3) Guru memberikan masalah
dalam bentuk LKS yang dapat diselesaikan dengan beberapa cara tetapi satu
jawaban, (4) Siswa berdiskusi dalam menyelesaikan masalah di LKS, (5)
beberapa siswa mengerjakan hasil diskusinya di depan kelas, (6) guru bersamasama
dengan siswa menyimpulkan hasil diskusi. Setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah kemampuan berpikir kreatif
siswa meningkat. Hal ini ditunjukan dengan (1) Peningkatan hasil lembar
observasi berpikir kreatif siswa dari 39,62% pada siklus I meningkat menjadi
63,66% pada siklus II, (2) Peningkatan hasil tes berpikir kreatif siswa dari 60,83%
pada siklus I meningkat menjadi 76,39% pada siklus II, (3) Hasil angket berpikir
kreatif siswa termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 71.68%.