Kamis, 18 Juni 2009

MENGGAPAI FILSAFAT PENDIDIKAN MATEMATIKA Oleh Agung Wahyudi 06301244005 Pendidikan Matematika 06/C/NR/UNY

Filsafat adalah sebuah proses pencarian yang tidak pernah berakhir, yakni suatu fragmen yang pada dirinya sendiri tidak, dan tidak akan pernah, utuh. Tugas filsafat adalah menemukan hakekat segala sesuatu, namun apa yang disebut hakekat itu tidak pernah dapat dideskripsikan sebagaimana adanya.
Pendidikan adalah kehidupan itu sendiri, bukan persiapan untuk hidup. Jika pendidikan sekadar untuk persiapan hidup, maka pendidikan terjebak dalam hal-hal pragmatis. Keterjebakan ini membawa pada hal-hal teknis, serba konkret, juklak, dan juknis. Ujungnya ialah kehambaran dalam pendidikan. Penyebab hambarnya pendidikan adalah lepasnya praksis pendidikan dari pijakannya, yakni filsafat. Filsafat dalam pendidikan sangat berperan dalam proses transfer of knowledge dan transfer of values.
Sementara itu pengertian filsafat pendidikan matematika adalah proses pencaraian yang tentang dunia matematika yang tiada akhir dari seorang yang ining mengembangkan tentang matematika yang telah ada dan yang mungkin akan ada. Dari yang telah ada saja banyak hal tentang matematika yang perlu dikembangkan dan perlu dicari kebenarannya. Suatu hal yang mutlak dan real tentang pendidikan matematika adalah bagaimana cara kita memandang dimensi pendidikan matematika dengan dimensi filsafat itu sendiri.
Dimensi pendidikan matematika yaitu pembelajaran tentang matematika yang ditujukan untuk pendidikan baik di sekolah maupun di luar sekolah yang sasaran utamanya adalah murid atau siswa. Sedangkan dimensi filsafat adalah olah pikir tentang suatu hal yang ada dan yang mungkin ada dari suatu konsep yang nyata mapaun yang tidak nyata. Untuk mencapai kedua dimensi itu secara bersaman adalah dengan cara menggabungkan kedua dimensi dimensi yang utuh dah satu.
Banyaknya pandanagan tentang penggapaian dunia filsafat pendidikan matematika membuat para penggemar tentang filsafat pendidikan matematika berlomba - lomba menbuat suatau catatan tentang penggapain dunia filsafat pendidikan matematika yang mudah dimengerti, kompleks dan lebih simple. Banyaknya pemikiran filsuf –filsuf muda yang mempunyai semangat yang tinggi tentang sumbang siuh terhadap isi filsafat pendidikan matematika, akan sangat membantu para mahasiswa untuk memahami dan mengembangkan tentang filsafat pendidikan matematika. Seperti halnya dosen - dosen filasat pendidikan matematika yang membuwat trobosan - trobosan pembelajaran filsafat pendidikan matematika seperti elegi, jargon dan paper tentang filsafat pendidikan matematika.
Menggapai filsafat pendidikan matematika tidaklah harus kita mengaku sebagai seorang filsuf tetapi biarkan orang lain yang menganggap bahwa diri kita seorang filsuf tanpa kita mengharapkannya. Yang terpenting dari penggapain dunia filsafat pendidikan matematika adalah olah pikir dan olah kata dari otak kita. Sesuatu hal yang mutlak matematika jika diolah dengan pikiran kita menjadi sebuah kata dan tulisan yang menarik bagi semua orang dan orang tersebut merasa bertanya – tanya, penasaran, bingung, dan penuh teka – teki berarti orang tersebut telah membaca sesuatu tentang filsafat pendidikan matematika. Berikut ini adalah hal – hal yang harus di perhatikan dalam memahami filsafat dari suatu olah piker dari seorang filsuf tentang filsafat pendidikan matematika :
a. Bahasa yang digunakan oleh filsuf
b. Logika yang digunakan oleh filsuf
c. Estetika kata - kata filsuf
d. Tema yang diangkat oleh filsuf
e. Keindahan kata - kata yang dimainkan oleh seorang filsuf
Minimal dengan mengerti dan memahami lima hal tersebut akan lebih mudah untuk memahami dan mungkin akan dapat mengembangkan olah pikir dari filsuf tersebut..
Untuk menggapai filsafat pendidikan matematika sangatlah penting bagi kita untuk mengerti dan memahami olah pikir dari seorang filsuf. Selain hal tersebut kita juga harus mengerti tentang konsep dasar dari pendidikan matematika. Konsep eksak dan non eksak yang secara realnya kurang dapat deterima oleh masyarakat awam harus dirubah menjadi suatu hal yang sangat mudah diterima oleh pikiran masyarakat awam.
Berikut ini adalah hal - hal yang mendukung untuk menggapai filsafat pendidikan matematika :
a. Pola pikir kita yang mendukung terhadap filsafat pendidikan matematika
b. Penguasaan materi matematika yang mendukung
c. Penguasaan tata bahasa yang mendukung seperti permajasan
d. Penguasaan konsep tentang filsafat
e. Penguasaan tentang sitematika penulisan
f. Kesesuaian antara materi dan olah pikir kita
g. Keabsahan filsafat pendidikan matematika
h. Penalaran tentang filsafat pendidikan matematika yang ada dan yang mungkin ada
Hal – hal di atas adalah sebagian hal yang digunakan untuk menggapai filsafat pendidikan matematika. Sedangkan hal yang lain adalah terdapat pada diri kita yaitu apa yang dapat kita laukan dan apa yang tidak dapat kita lakukan untuk suatu tujuan filsafat. Seperti halnya tokoh - tokoh filsafat pendidikan matematika berikut yang telah terkenal dengan karya - karyanya:
a. Plato
Menyumbangkan ajaran tentang "idea". Menurut Plato, hanya idea-lah realitas sejati. Semua fenomena alam hanya bayang-bayang dari bentuknya (idea) yang kekal. Dalam wawasan Plato, pada awal mula ada idea-kuda, nun disana di dunia idea. Dunia idea mengatasi realitas yang tampak, bersifat matematis, dan keberadaannya terlepas dari dunia inderawi. Dari idea-kuda itu muncul semua kuda yang kasat-mata. Karena itu keberadaan bunga, pohon, burung, bisa berubah dan berakhir, tetapi idea bunga, pohon, burung, kekal adanya. Itulah sebabnya yang Satu dapat menjadi yang banyak. Plato mengembangkan pendekatan yang sifatnya rasional-deduktif sebagaimana mudah dijumpai dalam matematika. Problem filsafati yang digarap oleh Plato adalah keterlemparan jiwa manusia kedalam penjara dunia inderawi, yaitu tubuh. Itu persoalan ada ("being") dan mengada (menjadi, "becoming").
b. Aristoteles
Pola pemikiran Aristoteles merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato, realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita. Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan bukan sekedar akal yang masuk dalam kesadarannya oleh pendengaran dan penglihatannya. Namun justru akal itulah yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada idea-bawaan. Aristoteles menegaskan bahwa ada dua cara untuk mendapatkan kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru, yaitu metode rasional-deduktif dan metode empiris-induktif. Dalam metode rasional-deduktif dari premis dua pernyataan yang benar, dibuat konklusi yang berupa pernyataan ketiga yang mengandung unsur-unsur dalam kedua premis itu. Inilah silogisme, yang merupakan fondasi penting dalam logika, yaitu cabang filsafat yang secara khusus menguji keabsahan cara berfikir. Logika dibentuk dari kata , dan  berarti sesuatu yang diutarakan. Daripadanya logika berarti pertimbangan pikiran atau akal yang dinyatakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
c. Marsigit
Berikut adalah sepenggal jargon dari Marsigit :
“Jargon dan Elegi Ditinggal, Orang Tua Berambut Putih Bermujahadah “
Orang tua berambut putih:
Tiadalah semua urusan dapat aku selesaikan sepenuhnya. Padahal apa yang aku sampaikan kepada logos belumlah seberapa. Walau demikian, tak terasa aku sendiri telah merasa berkurang tingkat kebasahanku. Artinya ada bagian-bagian tertentu dari diriku sudah mulai mengering. Mengapa? Mungkin karena selama ini aku terlalu sibuk bermain-main dengan jargon-jargonku. Diantara jargon-jargon besar para muridku, maka diriku itulah jargon paling besar. Sebetulnya aku enggan mengatakannya, tetapi setidaknya aku ingin tinggalkan jargon-jargon. Aku sudah merasa haus, aku juga ingin tinggalkan elegi-elegi. Aku ingin bermujahadah.
Hati bersih:
Wahai seseorang siapakah engkau itu. Mengapa engkau mendatangiku? Apa yang dapat aku bantu?
Orang tua berambut putih:
Banyak orang menyebutku sebagai orang tua berambut putih. Tetapi sebetulnya aku adalah pengetahuan-pengetahuan mereka. Jadi aku adalah pikiran mereka. Aku ingin bertemu dengan engkau, yaitu sebenar-benar hati. Bolehkah aku bermujahadah?
Hati bersih:
Ketahuilah bermujahadah itu adalah melawan hawa nafsu yang tidak baik. Sedangkan engkau itu sebenarnya mempunyai hawa nafsu baik yang tidak baik maupun yang baik. Padahal aku melihat bahwa hawa nafsumu itu sungguhlah besar-besar. Elegi dan jargon itu adalah contoh dari hawa nafsumu yang besar-besar. Walaupun engkau mungkin sulit membedakan mana nafsumu yang baik dan mana nafsumu yang tidak baik dari elegi dan …………………………………..dst.

Tokoh – tokoh diatas adalah sebagaian tokoh yang berjuang di dunia filsafat dan filsafat pendidikan matematika. Unsur yang terakhir yang harus di perhatikan dalam menggapai filsafat pendidikan matematika adalah merasa dan dirasa sebab kita harus peka terhadap semua hal baik itu tentang keadaan filsafat pendidikan matematika pada saat ini dan keadaan filsafat pendidikan matematika yang mungkin akan ada pada masa yang akan datang. Bukan dihafal tetapi dirasa sebab dengan merasa kita akan lebih mengenal semua hal tentang filsafat pendidikan matematika selama kita hidup. Feel is feel and feel is life to education for filsafat mathematics forever.

Minggu, 07 Juni 2009

Zionds

Kertas putih yang utuh
Hangatkan lah penamu ini yang telah berjibah darah
Kertas putih yang tak utuh
Satukanlah keduanya dengan langkah yang pernah kau lalui

Pena tanpa kata
Hanya usang dan dusang
Tanpa mulut bias berkata untuk mengakahiri
Raga pun ikut mati
Diruang yang sempit ini
Semua jadi ternoda
Dengan rasa yang berbeda pula
Setelah semua usai
Bisu dengan tanpa rasa tanpa hati
Aku telah berdosa
Membuatmu dan membuatnya tanpa kata
Seharusnya tidak seperti ini
Tetapi sekenario yang telah hafal oleh keduanya
Membuat hancur semua
Hanya harapnya tuk diriku dan dirinya bersandar
Hingga akhir kisah ini
Kau yang menentukan TUHAN